Karya: Emha Ainun Najib
Hendaklah puisiku lahir dari jalanan
Dari desah nafas para pengemis gelandangan
Jangan dari gedung-gedung besar
Dari lampu gemerlap
Para
pengemis yang lapar
Langsung menjadi milik Tuhan
Sebab rintihan mereka
Tak lagi bisa mengharukan
Langsung menjadi milik Tuhan
Sebab rintihan mereka
Tak lagi bisa mengharukan
Para
pengemis menyeret langkahnya
Para pengemis batuk-batuk
Darah dan hatinya menggumpal
Luka jiwanya amat dalam mengental
Para pengemis batuk-batuk
Darah dan hatinya menggumpal
Luka jiwanya amat dalam mengental
Hendaklah
puisiku anyir
Seperti bau mulut mereka
Yang terdampar di trotoar
Yang terusir dan terkapar
Seperti bau mulut mereka
Yang terdampar di trotoar
Yang terusir dan terkapar
Para
pengamis tak ikut memiliki kehidupan
Mereka mengintai Nasib orang yang dijumpainya
Tetapi jaman telah kebal
Terhadap derita mereka yang kekal
Mereka mengintai Nasib orang yang dijumpainya
Tetapi jaman telah kebal
Terhadap derita mereka yang kekal
Hendaklah
puisi-puisiku
Bisa menjadi persembahan yang menolongku
Agar mereka menerimaku menjadi sahabat
Dan memaafkan segala kelalaianku
Bisa menjadi persembahan yang menolongku
Agar mereka menerimaku menjadi sahabat
Dan memaafkan segala kelalaianku
Yang
banyak dilupan orang ialah Tuhan
Para gelandangan dan korban-korban kehidupan
Aku ingin menjadi karib mereka
Agar bisa belajar tentang segala yang fana
Para gelandangan dan korban-korban kehidupan
Aku ingin menjadi karib mereka
Agar bisa belajar tentang segala yang fana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar